Membangun Kedewasaan
KEDEWASAAN BERAGAMA
H. Makmur, MA.
Sesungguhnya mereka
kaum yang beriman, kaum Yahudi, Kaum Nasrani, dan kaum Sabi’in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian, serta berbuat kebaikan (amal soleh),maka mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tiada rasa
khawatir yang menimpa mereka, tiada (pula) mereka bersedih hati. (QS. 2 : 62)
Sewaktu
menerima penyerahan kota Yerussalem dari Penguasa Romawi ke tangan umat Islam,
Khalifah Umar Ibn Khattab bersama para panglima perangnya berkunjung ke dataran
bukit Zion, tibalah melaksanakan solat Zuhur di sana. Uskup Agung Sophronius
menawarkan gerejanya yang terpandang suci di dunia krsiten itu untuk tempat
khalifah melaksanakan solat. Tawaran yang ramah dan bersahabat itu disambut
hangat dan bijak oleh Umar, “Sungguh
senang menerima tawaran tuan. Tapi kalau saya solat di situ, saya khawatir
bahwa suatu hari kelak orang Islam akan merampas gereja tuan guna dijadikan
sebagai Masjid. Karena itu, izinkanlah saya solat di sisi gereja tuan”.
Selesai Khalifah Umar Solat, sembari meminta izin kepada Uskup lalu beliau
menggariskan telapak tangan dibekas tempat solatnya itu agar di bangun sebuah
Masjid yang akan berdampingan dengan gereja suci umat Kristen yang dibangun
pada masa Kaisar Heraklius dari Romawi (610-641).
BETAPA
DUA TOKOH SENTRAL BERBEDA KEYAKINAN ITU MEMERANKAN TELADAN KEBESARAN JIWA DALAM KERANGKA CONTOH KEDEWASAAN BERAGAMA. MESKIPUN
MEREKA ISTIQOMAH PADA KEYAKINAN AGAMA MASING-MASING DAN PADA SAAT YANG BERSAMAAN, MEREKAPUN TETAP BISA
MENARUH SIMPATI YANG MENDALAM DAN RASA
HORMAT YANG TINGGI KEPADA TEMAN PEMELUK AGAMA
LAIN, TANPA HALANGAN KEJIWAAN APA PUN.
KEDEWASAAN BERAGAMA
MEMBUTUHKAN
1. Kebesaran dan kemurnian Jiwa
2. Kesadaran secara utuh sebagai makhluk
Tuhan
3. Kedewasaan berpikir
4. Bersikap inklusifisme
5. Berpikir Substansial
6. Memiliki humanisme yang Tinggi
7. Klim Kebenaran dan Keselamatan bukan Monopoli Agama Tertentu
8. Teori Landak.(*
9. Membangun keakraban.
TEORI LANDAK
DISEBUAH GUA HIDUP SEKELOMPOK LANDAK. KETIKA PADA
SUATU MALAM YANG SANGAT DINGIN TERASA
MENUSUK SAMPAI KE TULANG, LANDAK-LANDAK BERUSAHA MENCARI POSISI DAN STRATEGI
UNTUK MENYIASATI ANGIN MALAM YANG TERUS BERHEMBUS. BERBAGAI STRATEGI DILAKUKAN; BERDIAM DILUBANG SENDIRI- SENDIRI, MELIPAT
BADANNYA DAN MENUTUP BADAN LEWAT DURI YANG TAJAM, NAMUN DINGIN TIDAK BERANJAK
DARI PERADUAN TIDURNYA.
SAAT ITU YANG DIINGIN KAN SANG LANDAK SUASANA NYAMAN
DALAM KEHANGATAN. LANDAK-LANDAK TAK BERHENTI MENYIASATI STRATEGI APA YANG HARUS
DILAKUKAN. KAWANAN LANDA MENCOBA UNTUK MERAPATKAN DIRI SATU SAMA LAIN, MESKIPUN
MENEMUKAN RASA KEHANGATAN, TAPI TETAP TIDAK NYAMAN KARENA POSISI SEMAKIN RAPAT
YANG TERJADI SALING MENUSUK DARI DURI-DURI SESAMA LANDAK. KEMUDIAN AKHIRNYA
KAWANAN LANDAK MENCOBA POSISI MESKIPUN BERDEKATAN TAPI BERJARAK UNTUK
MENGHINDARI RASA AMAN DARI DURI.
STRATEGI SEPERTI INI DISEBUT SEBAGAI TEORI LANDAK,
TEORI BERJARAK TAPI TETAP MELAHIRKAN SINERGI DIANTARA SESAMANYA. TEORI INI
DAPAT MENJADI ACUAN BAGI HUBUNGAN UMAT ANTAR AGAMA- DENGAN HUBUNGAN YANG TIDAK
TERLALU RAPAT KARENA BISA MELAHIRKAN FITNAH, TAPI TIDAK JUGA MENJAUH YANG DAPAT
MENGERINGKAN SUBSTANSI TOLERANSI, TENTUNYA JIKA DILAKUKAN BERJARAK AKAN MELAHIRKAN SINERGIVITAS
MELAHIRKAN KERUKUNAN YANG BERKUALITAS.
KERANGKA YANG IDEAL DALAM KERUKUNAN INI ADALAH “ UKHUWAH TERJALIN AKIDAH
TERJAMIN”.(06/03/2015).adoel
Komentar
Posting Komentar