Baca Al-Quran Langgam Jawa Bukan Pertama Kali

Rabu, 20 Mei 2015, 01:15 –
Menag Pahami Tanggapan Beragam Soal Bacaan Langgam Jawa

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa pihaknya sangat memaklumi kalau di tengah masyarakat muncul pandangan yang beragam terkait dengan bacaan Al Quran dengan langgam nusantara. Hal ini disampaikan Menag usai membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama Tahun 2015, Jakarta, Selasa (19/05).
“Kita bisa memaklumi, mengerti, memahami jika di masyarakat muncul tanggapan yang beragam,” kata Menag.
Menurutnya, pembacaan Al Quran dengan langgam nusantara di Istana Negara saat peringatan Isra Mikraj bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, lanjut Menag, bacaan Al-Quran dengan langgam Jawa itu juga diperdengarkan pada penutupan Musabaqah Hafalan al Quran tingkat ASEAN dan Pasifik di Istana Wapres. “Saat itu dihadiri para juri berskala internasisonal. Meski merasa sesuatu yang baru, tidak ada satupun yang menyalahkan bahkan mengharamkan,” tutur Menag.
Dari pandangan yang beragam, Menag memegangi pandangan sejumlah ulama yang membolehkan, sejauh tajwid nya terjaga dengan baik, serta  tidak mengubah makna  ayat-ayat Al Quran yang dibaca. “Jadi sejauh tajwidnya baik dan tidak mengubah makna kalimat, apapun langamnya,  maka tidak menjadi masalah,” ujarnya.
“Kami memahami ada sejumlah pandangan yang tidak seperti itu. Kemenag memegang pandangan yang membolehkan tadi,” imbuhnya.
Meski demikian, Menag mengaku bahwa hal tersebut merupkan persoalan ulama. Kemenag, menurut Menag tidak dalam posisi itu. “Kami menyerahkan sepenuhnya kepada ulama kita. Ini menjadi domain untuk mendalami bagaimana (hukum) membaca Al Quran seperti itu. “Kami akan mengikuti apapun keputusan ulama mayoritas terkait hal ini, jawabnya.
Ditambahkan Menag, tujuan Kemenag mempromosikan langgam itu dalam rangka menunjukan pada dunia sekaligus memelihara tradisi yang baik di mana Islam disebarluaskan di bumi nusantara ini melalui bacaan Al Quran yang tetap memperhatikan budaya yang berkembang yang sangat beragam. “Ini sekaligus memperkaya semua bahwa para pendahulu kita telah begitu baiknya memadukan nilai agama ke dalam tradisi masyarakat yang beragam,” jelasnya. (mkd/mkd)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Kecamatan Sei Rampah

SEJARAH SINGKAT KUA KEC. SEI RAMPAH

H2N