Gak Kehabisan Akal

Subjektif : Gak Mesti Betul Yang Penting Di Jawab
Para pelayat sedang mengantarkan sahabat  tercinta di tempat peristirahatan terakhir, mereka mayoritas para dokter, karena yang meninggal adalah seorang dokter.  Selesai prosesi pemakaman, satu demi satu pelayat  meninggalkan pusara,  Ada yang aneh, dari sejumlah pelayat,  seorang dokter terus menangis terisak-isak belum bernajak dari pusara yang kemudian sang ustadz  menghampiri dan berkata :
Ustadz : Dokter, siapa anda yang meninggal ini,
Dokter : Teman saya pak Ustadz,
Ustadz : Lalu, kenapa anda sangat bersedih, teman-teman anda sudah keluar dari pemakaman ini
Dokter : Ya...saya sangat bersedih apalagi melihat batu nisan sahabat saya ini.
Ustadz : Ada apa dengan batu nisan ini
Dokter : Usradz, kami dalam ikatan dokter sudah sepakat bahwa setiap kami yang meninggal, maka batu nisannya sesuai dengan specialis kami masing-masing, seperti teman saya ini nisannya berukir telinga, karena dia speciallis THT.
Ustadz : Lalu...apa hubungannya dengan dokter
Dokter : (tambah kuat isak tangisnya...tersedu-sedu).
Ustadz : Dok....bicaralah...mana tau saya bisa bantu.
Dokter : (sambil terisak), Lha...sa..sa..saya dokter kelamin ustadz, jika meninggal nanti nisan saya gambar kelamin, pasti keluarga saya malu. 
Ustadz : oooo....itu..ya sudah lha...gak apa-apa nanti ustadz buatkan celananya, yok kita pulang.
Dokter : Hmmmmm....
Dialog di atas sangat sederhana dengan kejadian yang sangat sederhana dan jawaban pun tanpa beban apakah itu benar atau salah, objektif atau subjektif, namun yang penting terlalu mudah menjawab, apa implikasinya ke depan itu gak jadi soal, dan itulah yang sering terjadi. Betapa mudahnya menjawab dan menyelesaikan sebuah kasus, kadang gak mesti betul yang penting di jawab. 
Jika di lihat refrensi para sahabat terdahulu, mereka sangat takut menjawab jika tidak menemukan landasan yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan. Kadang para sahabat lebih memilih menunda minta waktu untuk mencari dalil dan solusinya, dan jika tidak diketemukan juga, mereka lebih memilih mengatakan "wa Allahu a'lam bi ashawab". ...semoga@emka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Kecamatan Sei Rampah

SEJARAH SINGKAT KUA KEC. SEI RAMPAH

H2N