Yaman Memanas

Kronologi Konflik Yaman hingga Kini

okezone.

Kronologi Konflik Yaman hingga Kini

KONFLIK bersenjata di Yaman yang semakin besar adalah hasil dari 
gejolak sebelumnya yang terjadi selama bertahun-tahun. Konflik ini jika 
dicari awal mulanya adalah dampak dari gelombang Arab Spring yang 
terjadi pada akhir 2010. Gelombang Arab Spring yang melanda negara-
negara Timur Tengah bermula dari ketidakpuasan warga negara-negara 
Arab terhadap pemerintah mereka. Gelombang protes yang pertama pecah
di Tunisia pada Desember 2010, kemudian menyebar ke negara Arab lainnya.
Berikut ini kronologi konflik Yaman yang coba dijelaskan melalui peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi hingga kini.
27 Januari 2011, gelombang protes mencapai Yaman. Warga menuntut 
turunnya Presiden Yaman saat itu, Ali Abdullah Saleh. Protes-protes yang
 terjadi menimbulkan banyak korban jiwa. Sampai Presiden Ali Abdullah 
Saleh mundur dari jabatan, korban jiwa dari warga sipil telah mencapai 2.000 
orang lebih. Keadaan ini diperparah dengan aktifnya kelompok Al Qaeda 
Semenanjung Arab (AQAP) yang berkonflik dengan Pemerintah Yaman.
24 Februari 2012, Presiden Ali Abdullah Saleh resmi mundur dari jabatan 
Presiden Yaman. Pihak oposisi kemudian menunjuk Wakil Presiden Abd 
Rabbo Mansour Hadi untuk menggantikannya. Penunjukan Hadi sebagai 
Presiden Yaman langsung mendapat reaksi keras dari AQAP yang menuduhnya
antek Amerika Serikat (AS). Ketidakstabilan politik di Yaman yang terjadi selama 
upaya penggulingan Ali Abdullah Saleh menjadi celah bagi kelompok pemberon-
tak Houthi yang beraliran Syiah untuk coba merebut kekuasaan dari pemerintah.
Konflik antara Pemerintah Yaman dengan Kelompok Houthi sebenarnya 
berlangsung jauh sebelum gelombang Arab Spring melanda. Konflik ini 
disebabkan perbedaan perlakuan pemerintah terhadap warga Syiah Yaman.
Keadaan Yaman makin memanas dengan memuncaknya konflik Sektarian 
Syiah yang diwakili oleh Kelompok Houthi dengan kaum Sunni yang berada 
di pihak Pemerintah Yaman.
17 September 2014, pertempuran antara pasukan Pemerintah Yaman dengan 
Kelompok Houthi berlangsung di tepi ibu kota Sanaa. Pasukan pemberontak 
menghujani Sanaa dengan serangan mortir.
20 September 2014, gedung stasiun televisi milik Pemerintah Yaman dibakar 
setelah konflik antara mereka dengan Kelompok Houthi semakin panas. 
Beberapa gedung lain juga menjadi rusak parah. Televisi Yaman telah meminta 
bantuan internasional dan nasional untuk melakukan evakuasi.
24 September 2014, Perdana Menteri Yaman Salem Basindwa mengundurkan 
diri sebagai syarat pembicaraan gencatan senjata yang diajukan oleh Kelompok 
Houthi. PM Salem digantikan oleh Khaled Bahhah.
20 Januari 2015, Kelompok Houthi menyerang Istana PM Yaman setelah 
sehari sebelumnya menyerang istana kepresidenan. Serangan ini diakhiri 
dengan gencatan senajata oleh kedua belah pihak.
23 Januari 2015, Abd Rabbo Mansour Hadi menyatakan mundur dari 
jabatan Presiden Yaman. Mundurnya Hadi membuat kekuasaan di Yaman
lowong. Pemerintahan bentukan Kelompok Houthi tidak mendapat 
dukungan dari warga Yaman.
Februari 2015, Beberapa negara menutup kedutaan mereka di 
Yaman karena mengetahui situasi di Sanaa semakin buruk.
22 Februari 2015, Presiden Hadi berhasil melarikan diri ibu kota 
Sanaa dengan bantuan Dewan Keamanan PBB.
24 Februari 2015, Presiden Hadi menarik pengunduran dirinya. 
Dia kemudian mengumumkan Aden sebagai ibu kota sementara Yaman.
20 Maret 2015, dua bom bunuh diri mengguncang Yaman, menewaskan 
142 orang dan melukai ratusan lainnya. Kelompok militan ISIS mengaku 
bertanggung jawab atas kejadian ini, sekaligus mengumumkan keterlibatan 
mereka dalam konflik.
23 Maret 2015, Presiden Hadi mengumumkan Aden sebagai ibu kota 
sementara Yaman, sekaligus meminta bantuan dari Arab Saudi dan negara-
negara Teluk untuk memulihkan kekuasaannya di sana.
26 Maret 2015, Arab Saudi menyanggupi permintaan Presiden Hadi dan 
memulai serangan udara ke Yaman.
Saat ini konflik di Yaman terlihat terus terjadi. Ditambah lagi dengan ke-
mungkinan bergabungnya Iran untuk membantu saudara Syiah mereka 
yakni Kelompok Houthi. Serangan udara dari pasukan koalisi yang 
dipimpin Arab Saudi telah memasuki hari ketiga, dan sampai saat ini 
korban masih terus berjatuhan.
PBB telah mencoba membawa pihak-pihak yang bertikai kembali 
berunding, namun masih belum ada nada positif mengenai hal ini.
(hmr). Rahman Asmardika
Jurnalis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Kecamatan Sei Rampah

SEJARAH SINGKAT KUA KEC. SEI RAMPAH

H2N