Renungan

Nenek  Itu Menangis Tersedu 
     "apakah saya berdosa minta lebih dahulu berangkat"
Ketika Praktek Manasik Haji berlansung, ada pemandangan yang cukup inspiratif, dimana seorang nenek terlihat dipandu staf KUA dan sesekali menggunakan kursi tetap bersemangat mengikuti bimbingan praktek dilapangan. Walaupun tidak maksimal kesana-kemari mengikuti prosesi paktek tawaf, sa'i, tahallaul, armina dan jamarat, namun terlihat ia berusaha untuk memahami sederetan ritual perhajian itu. Maklum, penyakit yang dideritanya pernah stroke dan saat ini dapat berjalan meski lemah. 
Di sela kegiatan, saya hampiri beliau yang lagi duduk sendiri di kursi, sembari memberikan motivasi agar terus semangat. Beliau melihat dari kejauhan dimana jamaah yang lain sedang mengikuti praktek jamarat sambil berkata " maaf ya Pak, saya gak bisa ikut seperti mereka, kaki saya lemah", sungguh..seakan nenek itu merasa bersalah. 
Satu hal lagi yang membuat hati tertegun, saat nenek itu bertanya ; "Pak, Saya sebenarnya berangkat 2016 atau mungkin 2017, saya berniat buat permohonan kepada pemerintah agar bisa berangkat tahun ini, karena kondisi saya mengkhawatirkan bila tahun depan.  Tapi saya ragu Pak, makanya saya bertanya, jika seandainya permohonan saya diterima dan saya bisa berangkat tahun ini, apakah saya tidak berdosa Pak, hak orang yang akan berangkat tahun ini tertunda disebabkan saya ingin duluan, bagaimana haji saya kalau seperti itu, ujarnya sambil meneteskan air mata. Tiap selesai solat saya terbayang akan hal itu, takut haji saya gak diterima Allah". lanjut sang nenek yang rajin mengikuti manasik setiap Rabu itu. 
Sungguh menggugah hati, betapa mendengar ungkapan kegalauan dan air matanya sebuah ketulusan, betapa membuat kita terinspirasi korektif dari nenek pensiunan guru itu. Dari kondisinya yang sakit masih bisa memikirkan hak dan kesempatan orang lain. Semoga..@emka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Kecamatan Sei Rampah

SEJARAH SINGKAT KUA KEC. SEI RAMPAH

H2N