CAKAP BIJAK (Pertama)

RUMAH (TANGGA) YANG TERGADAIKAN 
Enam puluhan tahun yang lalu, rumah dan sebidang tanah luas nan subur telah resmi menjadi milik keluarga kami. Kami dibesarkan dalam keluarga yang mapan bukan karena hasil keringat dan perjuangan akan tetapi karena orang tua menina-bobokkan kami serba ada, serba kecukupan dan ternyata kemudahan-kemewahan yang kami rasakan itu adalah hasil pinjaman orang tua, satu demi satu petakan tanah digadaikan. Dan itu baru kami sadari setelah orang tua di panggil Yang Maha Kuasa.

Kini hutang piutang bertebaran dimana-mana dan bunga pun sudah tak terhitung jumlahnya. Sungguh petaka kehidupan ini dan bukan itu saja, bahkan kami dihadapkan berbagai persoalan baru yakni perseteruan sesama keluarga yang terus menerus memanas. Sesama kami saling tak percaya, dengki dan permusuhan.

Hanya penyesalan, andai masa lalu kami tidak dibesarkan dengan uang pinjaman, dan kami di bimbing  untuk bekerja keras mengolah bumi yang dihamparkan Tuhan, tentu kami akan mampu mandiri berdikari, dan kami dapat membusungkan dada percaya diri serta menentukan arah hidup tanpa ketergantungan pada orang lain.

Meski belum terlambat, tapi kesemrautan terjadi bagaikan benang kusut, atau bagai memakan buah simalakama, dari manakah kami harus memulai. Bagaimana nasib anak cucu kami, apakah tanah warisan yang sebagian besar telah tergadaikan itu bisa kami miliki lagi. Apakah kami harus menjadi penonton di rumah dan tanah kami sendiri. Apakah Tuhan murka atas masa lalu dimana kami tidak konsisten bersyukur atas apa yang telah di amanahkan. Apakah keindahan yang kami rasakan masa lalu menjadi kenangan. Apakah kami bisa bangkit lagi, sementara malasah bertubi dan semakin kompleks. Seribu pertanyaan melekat di benak kami dan tidak cukup hanya penyesalan, tapi berubah...dan harus berubah. Karena Tuhan tidak akan merubah suatu keadaan, tanpa ada keinginan manusia untuk merubahnya. Perubahan itu harus disyukuri agar bertambah berkah dan terhindar dari musibah.

Inilah yang dikatakan Allah; " jika kamu bersyukur niscaya akan Aku tambah, tapi jika kamu inkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih...semoga... /emka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Kecamatan Sei Rampah

SEJARAH SINGKAT KUA KEC. SEI RAMPAH

H2N